Alergi makanan pada anak merupakan reaksi abnormal dari sistem imunitas tubuh setelah anak mengonsumsi makanan tertentu yang dianggap berbahaya oleh tubuh. Reaksi ini sebenarnya muncul sebagai bentuk perlindungan, tetapi justru menimbulkan masalah kesehatan.
Gejalanya bisa sangat beragam, mulai dari ruam di kulit, gangguan pencernaan, hingga kesulitan bernapas. Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil.
Alergi makanan pada anak bisa terjadi sejak usia dini, dan penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab utamanya agar bisa melakukan pencegahan lebih awal. Mari kenali lebih jauh apa saja sumber pemicunya dan bagaimana langkah yang tepat untuk menghadapinya.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Alergi pada Anak dan Penyebabnya, Wajib Tahu!
Penyebab Alergi Makanan pada Anak
Alergi makanan atau food allergy terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein dalam makanan tertentu seolah-olah itu adalah zat berbahaya. Tubuh akan membentuk antibodi khusus yang disebut imunoglobulin E (IgE) untuk melawan zat tersebut.
Ketika anak mengonsumsi makanan pemicu alergi, antibodi ini akan bereaksi dan memicu gejala seperti gatal-gatal, pembengkakan, mual, hingga gangguan pernapasan.
Beberapa jenis makanan diketahui lebih sering menyebabkan alergi dibandingkan yang lain. Anda perlu mengenali jenis-jenis makanan pemicu alergi untuk bisa menghindarkannya dari menu makan si kecil.
1. Susu Sapi & Produk Laktosa
Salah satu jenis alergi yang sering dialami anak-anak adalah alergi terhadap susu sapi. Kondisi ini muncul ketika sistem imun anak salah mengenali protein dalam susu sapi sebagai ancaman, sehingga memicu reaksi alergi.
Tidak hanya susu segar, produk olahan berbahan dasar susu seperti keju, yogurt, atau mentega juga bisa menimbulkan gejala yang sama.
Selain alergi susu sapi, beberapa anak juga menunjukkan reaksi terhadap produk yang mengandung laktosa. Walaupun kondisi ini sedikit berbeda karena berkaitan dengan intoleransi, gejala yang timbul bisa menyerupai alergi makanan. Kabar baiknya, sebagian besar anak biasanya akan pulih dari alergi susu sapi saat menginjak usia 3 hingga 5 tahun.
2. Telur
Alergi terhadap telur umumnya dipicu oleh protein yang terdapat dalam putih telur. Walaupun kuning telur mengandung protein dalam jumlah lebih sedikit, tetap sulit untuk benar-benar memisahkannya tanpa kontaminasi. Oleh karena itu, anak yang mengalami alergi telur sebaiknya menghindari konsumsi telur secara keseluruhan demi mencegah reaksi alergi.
3. Gandum dan Gluten
Reaksi alergi terhadap gandum sering kali terdeteksi saat bayi mulai dikenalkan pada makanan padat, seperti sereal berbahan dasar gandum. Makanan umum seperti roti dan pasta bisa menjadi sumber alergi karena kandungan protein di dalamnya. Beberapa anak bahkan mengalami sensitivitas khusus terhadap gluten, yaitu protein yang juga ditemukan dalam beberapa jenis biji-bijian selain gandum.
4. Seafood
Kerang merupakan salah satu makanan laut yang sering menimbulkan reaksi alergi, terutama pada anak-anak usia sekolah di kawasan Asia. Meski tidak seumum alergi terhadap kerang, alergi terhadap ikan juga tetap bisa terjadi dan perlu diwaspadai, terutama jika anak sudah memiliki riwayat alergi makanan lainnya.
5. Kedelai
Alergi kedelai kerap muncul saat bayi diberi susu formula berbahan dasar soya sebagai alternatif dari susu sapi. Meskipun banyak anak yang pada akhirnya bisa terbebas dari alergi ini seiring bertambahnya usia, sebagian lainnya tetap mengalami sensitivitas terhadap kedelai hingga masa dewasa. Anda perlu berhati-hati dalam memilih produk makanan jika si kecil memiliki riwayat alergi kedelai.
Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Anak
Alergi merupakan kondisi kesehatan kronis yang bisa berlangsung dalam jangka panjang, bahkan hingga seumur hidup. Namun, penting untuk Anda ketahui bahwa tidak semua alergi makanan memiliki pola yang sama.
Beberapa jenis alergi, seperti alergi terhadap susu sapi, kacang, dan telur, sering kali mereda seiring pertambahan usia anak.
Alergi terhadap susu sapi umumnya menghilang saat anak berusia antara 1 hingga 6 tahun, sementara alergi telur biasanya akan reda sepenuhnya sebelum anak memasuki masa remaja.
Sebaliknya, alergi terhadap ikan dan makanan laut cenderung menetap hingga dewasa. Walaupun begitu, Anda tetap bisa melakukan berbagai langkah agar gejala alergi tidak terus-menerus mengganggu kesehatan si Kecil.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi alergi makanan pada anak:
- Jauhi makanan pemicu alergi. Anda perlu lebih cermat dalam mengenali makanan yang menjadi penyebab alergi dan memastikan anak tidak mengonsumsinya lagi.
- Temukan pengganti makanan. Carilah alternatif yang aman dan tetap bernutrisi untuk menggantikan makanan pemicu alergi tanpa mengurangi asupan gizi anak.
- Atasi gejala di kulit. Bila muncul rasa gatal akibat reaksi alergi, Anda bisa mengompres area yang terdampak menggunakan kain bersih yang dibasahi air dingin selama 5–10 menit.
- Berikan suplemen jika perlu. Memberikan multivitamin sesuai anjuran dokter dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh anak agar tidak mudah terkena reaksi alergi.
Rekomendasi Suplemen Vitamin untuk Meredakan Alergi Pada Anak
Untuk meredakan gejala alergi makanan pada anak, berikut ini suplemen multivitamin untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh.
1. ChildLife Multivitamin & Mineral
ChildLife Multivitamin & Mineral dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membantu meredakan gejala alergi pada anak. Produk ini mengandung enam belas vitamin esensial dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh anak dalam masa pertumbuhan.
Kombinasi nutrisi lengkap di dalamnya berperan dalam memperkuat sistem imun, sehingga tubuh anak menjadi lebih tahan terhadap serangan penyakit dan infeksi, termasuk reaksi alergi.
2. Natures Plus Animal Parade Kids ImBooster
Natures Plus Animal Parade Kids ImBooster merupakan suplemen berbentuk tablet lucu berbentuk binatang dengan rasa berry yang disukai anak-anak. Suplemen ini mengandung kombinasi vitamin A, C, E, dan Zinc yang dikenal efektif dalam menjaga daya tahan tubuh.
Diperkaya dengan whole food concentrates, ekstrak teh hijau, dan daun zaitun (olive leaf), tablet ini memiliki kandungan antioksidan tinggi yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas sekaligus memperkuat sistem imun anak agar lebih tahan terhadap infeksi dan reaksi alergi.
3. Wellness Gummy Kids
Wellness Gummy Kids merupakan suplemen multivitamin berbentuk gummy yang dirancang khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak. Mengandung kombinasi multivitamin, Zinc, dan Iodine, produk ini mendukung pertumbuhan optimal, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta menjaga fungsi kognitif dan metabolisme anak.
Hadir dalam bentuk permen kenyal dengan rasa buah yang beragam seperti jeruk, stroberi, ceri, lemon, dan anggur, Wellness Gummy Kids menjadi pilihan menyenangkan yang membuat anak lebih semangat dalam mengonsumsi vitamin setiap hari.
4. ChildLife Liquid Vitamin C
ChildLife Liquid Vitamin C merupakan suplemen multivitamin cair dengan rasa jeruk yang disukai anak-anak, sekaligus berperan penting dalam membantu meredakan gejala alergi. Vitamin C dalam produk ini telah terbukti secara ilmiah mampu mendukung sistem kekebalan tubuh agar bekerja lebih optimal.
Di tengah tingginya paparan polusi udara dan risiko terpapar radikal bebas, ChildLife Vitamin C bertindak sebagai antioksidan kuat yang membantu memperkuat pertahanan alami tubuh anak terhadap infeksi dan reaksi alergi. Bentuk cairnya juga memudahkan konsumsi, terutama bagi anak yang sulit menelan tablet atau kapsul.
5. Childlife Vitamin D3
ChildLife Vitamin D3 merupakan suplemen dalam bentuk cair yang dirancang khusus untuk mendukung kesehatan anak dengan kandungan vitamin D3 aktif yang dapat langsung diserap dan digunakan oleh tubuh.
Produk ini membantu menjaga kekuatan tulang, mendukung sistem imun, serta meningkatkan penyerapan kalsium secara optimal. Formulanya bebas gluten, alkohol, perasa, pewarna, dan pemanis buatan, serta tidak mengandung bahan alergen seperti susu, telur, kedelai, kacang, gandum, dan jagung, sehingga aman dikonsumsi oleh anak yang memiliki sensitivitas terhadap bahan tertentu.