Beberapa tahun terakhir, kasus bullying menjadi perhatian banyak sekali orang. Bahkan, bisa dikatakan bahwa kasus bullying di Indonesia sudah pada level mengkhawatirkan. Bullying seringkali terjadi di sekolah, sehingga penting bagi para orang tua untuk lebih waspada dan update tentang bullying guna mencegah anak menjadi pelaku atau korban.
Pengertian Bullying
Apa itu bullying? Di Bahasa Indonesia, bullying diartikan sebagai perundungan. Bullying atau perundungan adalah tindakan agresif seperti mengganggu, intimidasi, atau menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun secara psikis. Tindakan kekerasan ini biasanya melibatkan kekuatan yang tidak seimbang antara pelaku bullying dan korban bullying.
Secara etimologi, bullying bermakna penggertak. Sebuah tindakan dikategorikan sebagai perundungan jika membahayakan atau merugikan orang lain. Misalnya, secara mengucilkan seorang anak, melakukan penyerangan baik secara fisik atau verbal, dan menyebarkan rumor yang tidak benar. Selain itu, sebuah tindakan juga dikategorikan sebagai bullying jika dilakukan berulang kali.
Selain orang tua atau orang dewasa, anak-anak juga perlu diberikan pengertian tentang bullying sesuai dengan usia mereka. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak menjadi pelaku atau korban bullying.
Dampak Bullying
Bullying atau perundungan sebenarnya tidak hanya berdampak negatif pada korbannya saja, namun juga pada pelaku, bahkan orang yang menyaksikan tindakan bullying. Bagi korban perundungan, tindakan bullying yang mereka alami tentunya sangat berdampak pada kesehatan mental mereka. Mereka dapat menderita trauma, stress, dan depresi.
Korban bullying biasanya akan menunjukkan perubahan pola makan, tidur, serta ekspresi mereka. Tidak jarang pula korban bullying mendendam sehingga berniat untuk membalas pelaku bullying dengan cara yang ekstrem, yang mana ini menyebabkan lingkaran setan. Selain mempengaruhi kesehatan mental, korban bullying juga dapat menderita sakit fisik, terutama jika dirundung dengan cara disakiti secara fisik.
Untuk pelaku perundungan, mereka beresiko mendapatkan konsekuensi dari tindakan mereka, seperti masuk penjara atau menerima hukuman sosial. Pelaku bullying juga dapat terlibat hal-hal buruk lainnya karena sifat mereka yang agresif, seperti penyalahgunaan alkohol dan narkoba. Hal ini tentunya juga sangat merugikan mereka.
Mereka yang menyaksikan bullying juga dapat mengalami trauma karena melihat tindakan kekerasan. Mereka bisa saja menjadi ketakutan pada pelaku bullying atau malah terbawa menjadi pelakunya sendiri.
Tips Mencegah Bullying Pada Anak
Berikut adalah beberapa tips yang bisa dicoba untuk mencegah adanya bullying pada anak sehingga mereka tidak menjadi korban ataupun pelaku perundungan.
-
Berikan Pengertian pada Anak Tentang Bullying
Hal pertama yang harus dilakukan adalah bantu anak mengerti tentang tindakan perundungan. Bantu mereka untuk membedakan mana bercanda mana bullying. Jelaskan bahwa bullying adalah tindakan buruk yang tidak seharusnya dilakukan dan tidak seorang pun berhak mengalami bullying. Selain itu, beritahu mereka apa saja yang bisa mereka lakukan jika mengalami atau melihat aksi perundungan.
-
Tingkatkan Rasa Percaya Diri Anak
Anak yang percaya diri mampu melindungi diri sendiri dan melawan saat diperlakukan tidak baik. Karena itu, penting untuk membangun serta meningkatkan rasa percaya diri anak. Jangan ragu untuk memuji anak, memberi tahu mereka bahwa mereka disayangi dan dicintai, dan jelaskan bahwa mereka berharga.
Ajari mereka untuk menjadi tegas, serta memiliki rasa empati pada sesama. Jangan ragu untuk menegur anak jika mereka melakukan kesalahan, hal ini membantu mereka mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
-
Jadilah Contoh yang Baik
Sebagai orang tua, jadilah contoh yang baik dengan tidak menggunakan kekerasan saat mendidik anak. Sehingga, mereka tidak akan menjadi pelaku perundungan. Contohkan kepada mereka sikap sopan, santun, dan lembut.