Apa itu ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)? Secara sederhana, ADHD merupakan kondisi di mana perkembangan saraf seseorang berpengaruh pada kemampuannya untuk fokus, kontrol impuls, atau mengatur tingkat aktivitas yang sesuai dengan usianya.
Kondisi gangguan mental ADHD ini, pada umumnya terdeteksi pada anak-anak. Namun, kasusnya jarang berlanjut sampai ia dewasa. Ketika mengalaminya, seseorang dengan kondisi ADHD akan berpengaruh pada aktivitas hariannya.
Misalnya saja, sangat berpengaruh pada aktivitas belajar, bekerja, bahkan sampai interaksi sosialnya.
Ingin tahu lebih lanjut apa arti ADHD dari definisi bahkan sampai pencegahannya? Kamu bisa simak semuanya di sini.
Apa Itu ADHD?
ADHD menjadi salah satu kondisi seseorang yang mempengaruhi kemampuannya dalam berkonsentrasi, mengontrol perilakunya yang impulsif, atau menyesuaikan tingkat aktivitas orang-orang dengan usia yang sama.
Dari laman Psychiatry, gangguan ADHD ini umumnya muncul dan terdeteksi pada anak-anak sebelum berusia 12 tahun. Namun, laman Cleveland Clinic juga mengatakan jika kondisi ini juga masih kerap ada dan terdeteksi sampai usia dewasa.
Lebih lanjut, sampai saat ini ada data epidemiologi dari laman Attention Deficit Disorder Association (ADDA) yang menunjukkan jika sekitar 5% orang dewasa menderita ADHD.
Selain itu, jika belum mendapatkan pengelolaan secara baik, maka kondisi ini bisa berpengaruh ke performa akademik, hubungan sosial, sampai dengan produktivitas kerja seseorang.
Baca Juga: Anxiety Adalah Gangguan Kecemasan, Berikut Ini Penjelasannya!
ADHD Adalah Penyakit atau Gangguan?
Jadi, ADHD disorder itu merupakan kondisi yang bisa berpengaruh pada perkembangan saraf di bagian otaknya. Benar, ini memang perkembangan pada saraf yang berkaitan dengan cara kerja bagian otak utamanya di area yang mengatur pengendalian diri dan perhatian.
Dari beberapa informasi, terdapat penelitian yang menunjukkan jika ada perbedaan biologis pada otak seseorang dengan ADHD dan yang tidak mengalaminya. Syndrome ADHD ini juga sifatnya kronis.
Meski kronis, ADHD bisa kamu kelola jika memakai pendekatan tepat agar kehidupan seseorang dengan kondisi tersebut bisa lebih teratur dan juga produktif.
Gejala ADHD
Jika melihatnya secara umum, maka gejala ADHD ini nampak dari perilaku seseorang. Misalnya saja, ia sering bertindak secara impulsif, hiperaktif, dan kesulitan buat fokus. Namun, untuk memudahkan pembagian, gejalanya terbagi jadi tiga jenis:
1. Inattentive
Pertama, yakni jenis inattentive. Ini adalah bahasa Inggris yang dalam konteks bahasa Indonesia, merujuk ke kesulitan seseorang untuk memfokuskan perhatian yang dalam hal ini adalah orang dengan ADHD.
Contohnya, apa itu ADHD inattentive yakni ketika seseorang sulit fokus pada tugas-tugasnya, sangat sering lupa, gampang terdistraksi, sampai dengan kesulitan untuk mengatur waktu maupun barang-barang pribadinya.
2. Hiperaktif-Impulsif
Kemudian, ada juga jenis hiperaktif-impulsif. Kalau kamu punya orang dekat yang perilakunya hiperaktif misalnya sering gelisah, tidak bisa diam, terlalu banyak bicara, atau terasa energinya sangat melimpah, itu bisa jadi gejala ADHD.
Nah untuk perilaku impulsif, biasanya sering menunjukkan gejala seperti sering menginterupsi orang lain. Selain itu, ia kadang juga berbuat sesuatu tanpa memikirkan dampaknya.
3. Kombinasi
Apa itu ADHD kombinasi? Sudah pasti, ini adalah jenis dari kedua tipe di atas. Pada seorang anak, ia mungkin nampak kesulitan belajar dan sulit tenang.
Sedangkan untuk orang dewasa, tantangannya bisa berbeda. Contohnya kesulitan dalam manajemen waktu, organisasi, dan mengendalikan emosi.
Penyebab ADHD
Memang, dari beberapa ulasan laman kesehatan banyak menyebut jika penyakit ADHD masih belum memiliki penyebab yang sepenuhnya jelas. Namun, terdapat beberapa faktor utama yang dianggap bisa membuat seseorang mengalami ADHD:
1. Genetik
Pertama, penyebabnya adalah genetik. Laman Siloam Hospital, menyebut jika kondisi ini diturunkan dalam keluarga. Dari segi biologis, ada gen yang mengatur domain dan memainkan peran penting atas cara kerja otak.
2. Faktor Lingkungan
Kedua, faktornya adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan bisa berpengaruh? Dari beberapa uraian, paparan zat seperti timbal, merokok atau konsumsi alkohol selama kehamilan, bisa meningkatkan risiko.
Selain itu, faktor ini juga makin meningkat jika ada seseorang yang lahir secara prematur.
3. Struktur Otak
Selanjutnya adalah struktur otak. Ada studi yang menunjukkan kalau terdapat perbedaan di area otak Prefrontal Cortex (PFC). Bagian ini mengatur kontrol impuls dan perhatian seseorang.
Pada seseorang dengan kondisi ADHD, PFC-nya memiliki fungsi yang lebih lemah utamanya di belahan otak kanannya. Ukuran ini dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami atau dalam kondisi ADHD.
Cara Mengobati ADHD
Apa itu ADHD sudah kamu ketahui. Tapi selanjutnya, pasti muncul pertanyaan tentang apakah ini suatu kondisi yang ada obatnya? Jawabannya, ada beberapa pengelolaan yang melibatkan kombinasi dari terapi, obat, sampai perubahan gaya hidup. Misalnya:
1. Obat
Dari laman Halodoc, dokter pada umumnya akan meresepkan obat seperti methylphenidate untuk mengatasi ADHD. Pasalnya, obat tersebut bekerja dengan cara membuat kadar senyawa kimia di otak jadi seimbang.
2. Psikoterapi
Selain pemberian obat, psikoterapi juga jadi salah satu metode pengobatan penderita atau orang dengan kondisi ADHD. Tak cuma mengobati kondisi ADHD yang ia alami, tapi psikoterapi juga bermanfaat buat mengobati masalah kejiwaan yang bisa muncul.
Contohnya saja seperti depresi dan gangguan mental lain yang mungkin menyertai.
3. Cognitive Behavioural Therapy (CBT)
Sering juga dapat sebutan sebagai terapi perilaku kognitif, pemberian terapi ini memang bertujuan untuk mengubah perilaku dan pola pikir seseorang. Terapi ini, tentu efektif untuk orang yang tengah berada dalam permasalahan tertentu seperti ADHD.
Bagi anak, biasanya terapi yang digunakan adalah mengajari mereka berinteraksi dengan teman-temannya. Kemudian, untuk mendengarkan, menunggu giliran, sampai memahami isyarat sosial.
4. Penggunaan Suplemen
Sejumlah suplemen, mungkin bisa kamu berikan untuk mendukung pengelolaan ADHD. Misalnya, ada Wellness Zinc with Vitamin B6 dengan kandungan 30 mg zinc + 10 mg B6. Suplemen ini, dapat mendukung fungsi saraf, membantu fokus, dan meningkatkan metabolisme energi.
Cara Mencegah ADHD
Lantaran ADHD bisa terpicu oleh faktor genetik, mungkin pencegahan ADHD total sulit untuk kamu lakukan. Namun, terdapat langkah-langkah yang bisa mengurangi risiko dan keparahan gejala:
- Jaga kesehatan selama kehamilan, seperti dengan menghindari rokok, alkohol, maupun paparan zat yang berbahaya.
- Mengonsumsi nutrisi seimbang dengan suplemen tambahan.
- Deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan lebih awal.
Rekomendasi Suplemen Pendukung Kesehatan Otak & Fokus
Salah satu upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah orang terdekat mengalami ADHD, yakni dengan memberikan suplemen pendukung kesehatan otak & fokus. Natural Farm Indonesia, punya sejumlah produk yang tepat untuk kebutuhan ini:
1. Wellness Zinc with Vitamin B6
Suplemen Wellness Zinc with Vitamin B6 menggabungkan tiga bentuk zinc yang terbaik. Di antaranya adalah Zinc Bisglycinate chelate, zinc citrate, dan zinc picolinate yang terkenal punya bioavailabilitas tinggi.
Kemudian, dengan tambahan vitamin B6, suplemen ini juga dapat mendukung fungsi otak, meningkatkan daya ingat, dan juga produksi neurotransmitter.
2. Nutriwell Omega-3 Fish Oil 1000 mg
Dengan kandungan EPA dan DHA dalam produk Nutriwell Omega-3 Fish Oil, maka kesehatan otak dan fungsi kognitif bisa terjaga.
Kehadiran suplemen ini, dapat mendukung konsentrasi, memori, serta kesehatan jantung.
3. Nuvita Nutri Magnesium
Dalam menjalankan fungsi saraf dan otot, tubuh membutuhkan magnesium harian yang cukup. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan magnesium harian, Anda bisa menggunakan Nuvita Nutri Magnesium.
Magnesium itu sendiri, berperan untuk regulasi saraf yang akan membantu orang dengan ADHD.
Selain mendukung relaksasi otot dan tidur lebih nyenyak, suplemen ini juga bisa mengurangi gejala gelisah atau hiperaktif.
4. Nature’s Plus B-Complex
Vitamin B, punya peran penting dalam metabolisme otak serta produksi neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
Nah, semua ini berkaitan dengan ADHD. Saat kekurangan vitamin B, maka gejala ADHD bisa parah seperti gampang lelah, makin sulit fokus, dan emosi yang tidak stabil.
Dengan adanya Nature’s Plus B-Complex, maka penderita ADHD bisa mendapatkan formulasi lengkap kebutuhan vitamin B dalam satu tablet harian.
5. Nature’s Health Vitamin D3 Complex
Terakhir, Natures Health Vitamin D3 Complex memiliki kandungan vitamin D yang perannya krusial untuk fungsi kognitif serta stabilnya suasana hati.
Dalam beberapa studi, anak atau orang dengan ADHD cenderung punya kadar vitamin D yang lebih rendah. Suplemen ini, cocok dikonsumsi untuk melengkapi nutrisi harian.