Tunggu! Jangan asal memarahi anak Anda hanya karena mereka sulit membaca, menulis, atau mengeja. Bisa jadi, anak Anda sedang menderita disleksia.
Disleksia adalah gangguan proses belajar. Anak dengan gangguan ini memang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, atau mengeja. Berikut ini penjelasannya.
Penyebab Terjadinya Gangguan Disleksia
Hingga saat ini, para ahli masih meneliti penyebab munculnya gangguan disleksia. Tapi, biasanya gangguan ini terjadi karena faktor genetik.
Faktor kelainan genetik ini mempengaruhi kinerja otak yang membuat seseorang menjadi kesulitan membaca dan berbahasa. Umumnya kelainan genetik ini terjadi jika ada salah satu anggota keluarga yang memiliki gangguan yang sama.
Jika tidak, anak dengan gangguan disleksia umumnya lahir dalam keadaan prematur atau lahir dengan berat badan yang terlalu rendah. Besar kemungkinan pula karena penderita disleksia tersebut terkena paparan nikotin, alkohol, atau obat-obatan lain secara berlebihan saat kehamilan.
Ciri-Ciri Anak Dengan Gangguan Disleksia
Karena disleksia adalah gangguan otak dalam proses belajar, maka Anda akan mengetahui ciri-cirinya saat penderita mulai belajar. Ciri-ciri anak dengan gangguan disleksia akan terlihat lebih jelas saat mulai belajar membaca.
Misalnya, anak tersebut lebih lambat dalam mempelajari abjad dibandingkan anak lain seusianya, terlambat berbicara, sulit membedakan huruf, dan sering terbalik dalam menulis. Anak dengan gangguan disleksia biasanya sulit membedakan huruf yang mirip seperti b dan d atau p dan q. Selain itu, tulisannya sering terbalik, misalnya saat harus menulis top, anak dengan gangguan disleksia justru menulis pot.
Apakah Gangguan Disleksia Berbahaya?
Sebenarnya gangguan disleksia tidak berbahaya, tapi akan mempengaruhi perkembangan mental dan sosial penderita. Karena mereka kesulitan membaca dan menulis, maka mereka cenderung kebingungan saat diminta membaca atau menuliskan sesuatu di depan umum.
Jika dibiarkan hingga dewasa tanpa terapi yang tepat, tentu hal ini akan menjadi masalah. Anak dengan gangguan disleksia bisa jadi susah memiliki teman. Pasalnya, pada tingkat tertentu, anak dengan gangguan disleksia tidak bisa memahami apa yang mereka dengar, menjawab sebuah pertanyaan, dan lain sebagainya.
Penanganan Anak dengan Disleksia
Anak dengan gangguan disleksia harus ditangani secara khusus. Karena itu, segera periksakan anak Anda ke dokter jika mereka memiliki ciri-ciri gangguan tersebut. Umumnya, dokter akan menyarankan agar anak Anda menjalani terapi fonik.
Terapi ini membantu meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Selama menjalani terapi ini, anak akan diajari mengenali bunyi yang mirip, seperti tanah dan tabah, pasar dan pagar, dan lain sebagainya. Semakin cepat penanganannya akan semakin baik.
Disleksia adalah gangguan otak yang tidak bisa disembuhkan. Namun, Anda bisa melakukan terapi agar mereka terbiasa dengan hal-hal yang normal.
Terapi ini tidak hanya dilakukan bersama terapis saja, tapi juga saat di rumah bersama orang tua. Semakin anak dengan gangguan disleksia terbiasa, maka mereka akan paham. Akhirnya, mereka tetap bisa menjalani kehidupan layaknya anak-anak pada umumnya hingga dewasa.